Karate) adalah seni
bela diri yang berasal dari
Jepang. Seni bela diri karate dibawa masuk ke Jepang lewat
Okinawa. Seni bela diri ini pertama kali disebut "Tote” yang berarti seperti “Tangan China”. Waktu karate masuk ke Jepang, nasionalisme Jepang pada saat itu sedang tinggi-tingginya, sehingga Sensei Gichin Funakoshi mengubah kanji Okinawa (Tote: Tangan China) dalam kanji Jepang menjadi ‘karate’ (Tangan Kosong) agar lebih mudah diterima oleh masyarakat Jepang. Karate terdiri dari atas dua kanji. Yang pertama adalah ‘Kara’ 空 dan berarti ‘kosong’. Dan yang kedua, ‘te’ 手, berarti ‘tangan'. Yang dua kanji bersama artinya “tangan kosong” (
kongshou).
Kunci seorang karateka, adalah ia harus mampu menggunakan minda dan perasaannya dalam menggunakan seni bela diri ini, selain itu
nafas menjadi faktor penting dalam setiap kihon, yang mampu menampilkan power secara maksimal, dengan nafas pula karateka mampu menyimpan tenaga, seorang karateka senior(sempai), sudah dapat menggunakan nafasnya dengan optimal, baik itu
kihon, kumite, terlebih dalam pengambilan
kata.
Menurut
Zen-Nippon Karatedo Renmei/
Japan Karatedo Federation (JKF) dan
World Karatedo Federation (WKF), yang dianggap sebagai gaya karate yang utama yaitu:
- Shotokan
- Goju-Ryu
- Shito-Ryu
- Wado-Ryu
Keempat aliran tersebut diakui sebagai gaya Karate yang utama karena turut serta dalam pembentukan JKF dan WKF.
Namun gaya karate yang terkemuka di dunia bukan hanya empat gaya di atas itu saja. Beberapa aliran besar seperti
Kyokushin ,
Shorin-ryu dan
Uechi-ryu tersebar luas ke berbagai negara di dunia dan dikenal sebagai aliran Karate yang termasyhur, walaupun tidak termasuk dalam "4 besar WKF".
Di negara Jepang, organisasi yang mewadahi olahraga Karate seluruh Jepang adalah JKF. Adapun organisasi yang mewadahi Karate seluruh dunia adalah WKF (dulu dikenal dengan nama WUKO -
World Union of Karatedo Organizations). Ada pula ITKF (
International Traditional Karate Federation) yang mewadahi karate tradisional. Adapun fungsi dari JKF dan WKF adalah terutama untuk meneguhkan Karate yang bersifat "tanpa kontak langsung", berbeda dengan aliran Kyokushin atau Daidojuku yang "kontak langsung".
Latihan dasar karate terbagi tiga seperti berikut:
- Kihon, yaitu latihan teknik-teknik dasar karate seperti teknik memukul, menendang dan menangkis.
- Kata, yaitu latihan jurus atau bunga karate.
- Kumite, yaitu latihan tanding atau sparring.
Teknik Karate
Teknik Karate terbagi menjadi tiga bagian utama :
Kihon (teknik dasar),
Kata(jurus) dan
Kumite (pertarungan). Murid tingkat lanjut juga diajarkan untuk menggunakan
senjata seperti
tongkat (bo) dan
ruyung (nunchaku).
Kihon
Kihon (基本:きほん,
Kihon?) secara harfiah berarti dasar atau fondasi. Praktisi Karate harus menguasai Kihon dengan baik sebelum mempelajari
Kata dan
Kumite.
Pelatihan
Kihon dimulai dari mempelajari pukulan dan tendangan (
sabuk putih) dan bantingan (sabuk
coklat). Pada tahap
dan atau Sabuk Hitam, siswa dianggap sudah menguasai seluruh
kihon dengan baik.
Kata
Kata (型:かた) secara harfiah berarti bentuk atau pola.
Kata dalam karate tidak hanya merupakan latihan fisik atau
aerobik biasa. Tapi juga mengandung pelajaran tentang prinsip bertarung. Setiap
Kata memiliki ritme gerakan dan pernapasan yang berbeda.
Dalam
Kata ada yang dinamakan
Bunkai.
Bunkai adalah aplikasi yang dapat digunakan dari gerakan-gerakan dasar
Kata.
Setiap aliran memiliki perbedaan gerak dan nama yang berbeda untuk tiap
Kata. Sebagai contoh :
Kata Tekki di aliran
Shotokan dikenal dengan nama
Naihanchi di aliran
Shito Ryu. Sebagai akibatnya
Bunkai (aplikasi kata) tiap aliran juga berbeda. adapun beberapa kata terkenal yang sering di gunakan oleh pemain internasional maupun lokal antara lain sebagai berikut:
Kata Heian
Di Pulau Okinawa, seri kata ini aslinya bernama “ Pinan” kata. Nama Heian diberikan oleh Sensei Gichin Funakoshi dan khalayak mengartikan Heian dengan “Pikiran yang sangat tenang”. Pemberian nama Heian kata memperlihatkan bahwa kata ini memiliki tingkat kesulitan tinggi dalam mempelajarinya, satu sampai lima. Kecuali Heian dan Tekki kata, kata aliran shotokan tidak menggunakan nama yang menggunakan penomoran.
Kata Tekki
Seri kata ini terdiri dari 3 (tiga) kata yang aslinya bernama Naihanchi Kata. Sensei Gichin Funakoshi mengganti namanya menjadi Tekki. Nama Tekki diambil dari kata “Tetsu” yang berarti besi atau baja, dan “Ki” yang berarti pengendara kuda atau Pahlawan Berkuda. Dan kemudian Tekki diartikan sebagai Pahlawan berkuda dengan pakaian besi/baja ( knight ).
Kata Dai dan Sho
Dalam tulisan kanji jepang, kata “Dai” dan “Sho” secara sederhana memiliki arti “besar” dan “kecil”. Walaupun telah terjadi kesalahan konsep kata, kata “Dai” tidak lagi atau kurang dari dari kata “Sho”.Kata Gojushiho telah membuktikannya. Versi “Dai” dari kata Gojushiho pada kenyataannya lebih kecil dari versi “Sho”. Tetapi secara umum pengertian “Dai” lebih dari “Sho” tetap digunakan hingga saat ini.
Hirearki Mempelajari Kata
Dalam mempelajari Kata haruslah terprogram dengan baik sesuai dengan perkembangan tehnik dasar karate yang dikuasai. Sangatlah penting jika dalam mempelajari Kata harus didampingi oleh senpei/sensei yang bertugas sebagai instruktur. Setiap tingkat kata memiliki tingkat kesulitan yang berbeda, makin tinggi kata yang dimainkan makin tinggi pula penguasaan tehnik dasar karate yang disyaratkan. Mempelajari Kata akan sangat berkaitan dengan hirearki dalam karate. Dibawah ini dapat dilihat tingkatan/hirearki dalam mempelajari Kata.
Kyu 9 Heian Shodan
Kyu 8 Heian Nidan
Kyu 7 Heian Sandan
Kyu 6 Heian Yondan
Kyu 5 Heian Godan
Kyu 4 Tekki Shodan
Kyu 3 Bassai-Dai
Kyu 2 Bassai-Dai
Kyu 1 Bassai-Dai
Shodan ( Sabuk hitam Dan I )
Bassai-Dai dan salah satu Kata Heian atau Tekki
Nidan ( Sabuk hitam Dan II )
Kelas A/B dan salah satu kata kelas A
Sandan ( Sabuk hitam Dan III )
Kelas A/B/C dan salah satu kata kelas A/B
Yondan/Godan ( Sabuk hitam Dan IV/V )
Kelas A/B/C/D dan salah satu kata kelas A/B/C
Kelas A : Tekki Nidan,Bassai-Dai, Kanku-Dai, Hangetsu, Empi.
Kelas B : Tekki Sandan, Gion, Gankaku, Jutte/Jitte.
Kelas C : Bassai-Sho, Kanku-Sho,Sochin, Chinte, Nijushiho.
Kelas D : Gojushiho-Sho, Gojushiho-Dai, Unsu.
26 KATA ALIRAN SHOTOKAN
KATA HEIAN
Heian berarti “Fikiran penuh kedamaian”.Kata ini adalah kata pertama dari lima Kata tingkat dasar, yang diciptakan oleh Yasutsune Itosu ( salah satu guru Gichin Funakoshi).Meskipun tidak diketahu bagaimana Kata Heian ini diciptakan, tetapi banyak yang berpendapat bahwa Heian merupakan bagian dari Kata yang lebih tinggi tingkatannya yaitu Kata Kanku-Dai. Itosu menciptakan Kata Heian untuk memperkenalkan karate kedalam kurikulum sekolah untuk menghilangkan kesan tehnik yang berbahaya yang terdapat pada kata lanjutan.
Heian Kata merupakan Kata Shorin, yang memperlihatkan kekuatan dan fleksibelitas gerakan.
Hal Penting
Sikap kedepan dan Pukulan gerak maju . Memiliki 21 gerakan dengan waktu aplikasi 40 detik.
Heian Nidan berarti seri Heian yang kedua. Aslinya Kata ini merupakan Kata yang pertama, tetapi Gichin Funakoshi merubahnya, karena Kata ini lebih sulit untuk dipelajari maupun mengajarinya. Kata ini berhubungan dengan Kata Bassai-Dai.
Hal Penting
Sikap balik kebelakang,tendangan menyamping,membalikan posisi pinggang/pinggul dan kombinasi tehnik.
Memiliki 26 gerakan dengan waktu aplikasi 40 detik.
Heian Sandan berarti Heian yang ketiga dari seri Kata Heian. Kata ini berhubungan dengan Kata Jitte.
Hal Penting
Sikap kesamping dan tangkisan atas ( atas bahu/kepala ). Memilki 20 gerakan dengan waktu aplikasi 40 detik.
Heian Yondan berarti Heian keempat dari seri Kata Heian. Kata ini berhubungan dengan Kata Kanku-Dai.
Hal Penting
Pengembangan/kontraksi, tangkisan dan tehnik penyelesaian. Memiliki 27 gerakan dengan waktu aplikasi 50 detik.
Heian Godan berarti Kata Heian kelima dari Seri Kata Heian. Kata ini berhubungan dengan Kata Gankaku.
Hal Penting
Flesibelitas dan Keseimbangan. Memiliki 23 gerakan dengan waktu aplikasi 50 detik.
KATA TEKKI
6. TEKKI SHODAN
Tekki berarti kuda besi atau posisi berkuda. Tekki Shodan adalah kata Tekki pertama dalam seri Kata Tekki. Kata Tekki adalah Kata Shorei, menggambarkan kekuatan, tehnik yang penuh tenaga. Kata Tekki diciptakan dan direvisi oleh Yasutsune itosu. Funakoshi menghabiskan waktu tiga tahun untuk belajar dan menguasai masing-masing Kata Tekki ini ( pada waktu itu, setiap murid menghabiskan beberapa tahun untuk mempelajari Kata ).
Tekki Shodan mempunyai nama asli Naihanchi dan diperkenalkan oleh Itosu, Tekki Nidan dan Sandan diciptakan oleh Itosu.
Belum ada penjelasan yang memadai kenapa Tekki memiliki perlintasan gerakan satu garis, meskipun kadang terpikir dilakukan dengan baju besi dan/atau diatas punggung kuda (hal ini tidak bisa diaplikasikan secara teknis). Makna dari Kata ini dapat juga pertahanan dengan latar belakang dinding/tembok atau diatas perahu.
Hal Penting
Posisi badan rendah yang kuat, getaran pinggul, dan sikap kesamping. Memiliki 29 gerakan dengan waktu aplikasi 50 detik.
7. TEKKI NIDAN
Tekki Nidan berarti Kata kedua dari seri Kata Tekki. Tekki Nidan dan Tekki Sandan dipelajari untuk pertama kali pada level sabuk Coklat, tetapi tidak dipelajari secara intensif hingga tingkat sabuk hitam.
Hal Penting
Posisi badan rendah yang kuat, getaran pinggul dan sikap kesamping. Memiliki 24 gerakan , dengan waktu aplikasi 50 detik.
8. TEKKI SANDAN.
Tekki Sandan berarti Kata Tekki yang ketiga dari seri Kata Tekki.
Hal Penting
Posisi badan rendah yang kuat, getaran pinggul dan sikap kesamping. Memiliki 36 gerakan dengan waktu aplikasi 50 detik.
KATA LANJUTAN
Bassai-Dai berarti menghancurkan pertahanan musuh dengan kecerdikan dan menemukan kelemahan lawan ( kebanyakan mengartikan “Gempuran yang sangat Kuat”). Kata ini dipelajari pada tingkat Kyu 3 hingga tingkat Shodan ( Dan I ). Aslinya disebut Passai, Kata ini pertama kali diperlihatkan di Tomari dan shuri. Bassai-Dai adalah Kata Shorin.
Hal Penting
Rotasi Pinggul, kekuatan penuh, semangat yang kuat dan luapan tenaga, ketidak-untungan harus menjadi keuntungan. Memiliki 42 gerakan, dengan waktu aplikasi 60 detik.
Bassai-Sho berarti lebih rendah dari Bassai-Dai. Kata Shorin ini diciptakan oleh Yasutsune Itosu. Kata ini lembut, tetapi penuh tenaga walaupun tidak seperti Bassai-Dai.
Hal Penting
Tangkisan yang sangat kuat dan serangan balik yang sangat tajam. Memiliki 27 gerakan.
Kanku-Dai berarti melihat dunia atau langit ( dari gerakan pertama ). Kata Dai menunjukkan bahwa Kata ini merupakan Kata Kanku terhebat.
Kanku-Dai bernama asli Kushanku, nama seorang ahli bela diri Cina yang datang ke Okinawa pada abad ke-18. Kata ini merupakan Kata favorit dari Gichin Funakoshi dan Kata ini yang beliau pilih untuk di demonstrasikan diluar Okinawa. Funakoshi yakin bahwa Kanku-Dai memiliki semua element dasar dari Karate Shotokan. Kata ini juga merupakan favorit Sensei Okazaki yang mendemonstrasikan kata ini di buku The Best Karate.
Kata ini juga menjadi bahan ujian sebagai Kata kedua dalam Ujian Nidan ( Dan II ).
Hal Penting
Tehnik yang cepat dan lamban, penuh tenaga dan lembut, pemekaran dan penciutan, dan lompatan dan membungkuk. Kata ini digunakan jika benar-benar terkepung oleh musuh. Keadaan/situasi juga merupakan hal penting, karena panjangnya kata. Memiliki 65 gerakan dengan waktu aplikasi 90 detik.
12. KANKU-SHO
Kanku-Sho berarti Kata terendah didalam Kata Kanku. Kata Shorin ini merupakan perpaduan antara Heian Yondan dan Kanku-Dai.
Hal Penting
Penggunaan tenaga dengan benar, kecepatan dan pemekaran/penciutan dari otot. Memiliki 47 gerakan.
Jitte ( kadang dibaca Jutte) berarti tangan sepuluh atau keajaiban sepuluh. Kata Shorei ini berasal dari Tomari. Kata ini mungkin diperagakan dengan tongkat di tangan. Nama kata ini tidak mengalami perubahan ( hanya Jitte dan Gion yang tidak mengalami perubahan ).
Hal Penting
Rotasi pinggul, dan tangkisan dengan tongkat. Memiliki 24 gerakan dengan waktu aplikasi 60 detik.
Hangetsu berarti Bulan separuh/Setengah Bulan ( berarti juga nama sikap utama dalam Kata ). Kata ini adalah asli Cina dan nama aslinya adalah Seisan atau Seishan. Kata ini diperagakan pertama kali di Tomari. Kata ini adalah Kata Shorei.
Hal Penting
Pemekaran/penciutan, putaran lengan dan pergerakan kaki serta pernapasan. Memiliki 41 gerakan dengan waktu aplikasi 60 detik.
Empi ( kadang disebut Enpi ) berarti Burung Wallet Terbang. Kata Shorin ini dipelajari teutama di Tomari ( hingga Restorasi Meiji, disebarkan ke Shuri dan Naha ). Kata ini sebelumnya dikenal dengan nama Wansu atau Wanshu ( Setelah seorang ahli beladiri Cina datang ke Okinawa ). Nama Kata ini diganti oleh Gichin Funakoshi. Yasutsune Itosu membuat perbaikan yang sangat berarti dari gerakan Kata yang asli.
Hal Penting
Tinggi rendah posisi badan, gerakan yang cepat ( kecepatan ). Memiliki 37 gerakan dengan waktu aplikasi 60 detik.
Gankanku berarti burung bangau diatas karang ( nama ini diambil dari salah satu posisi dalam kata ini – ada posisi dimana seperti burung bangau dengan satu kaki, sebagai serangan dalam mempertahankan diri ). Ini merupakan Kata yang sudah sangat tua, aslinya bernama Chinto, kemudian namanya diubah oleh Gichin Funakoshi. Kata ini disempurnakan oleh Yasutsune Itosu. Gankaku merupakan Kata Shorin ( walaupun kadang dikatakan sebagai Kata Shorei ).
Hal Penting
Keseimbangan dan tendangan kesamping. Memiliki 42 gerakan dengan waktu aplikasi 60 detik.
Arti dari Gion ( Kadang dibaca Jion ) belum ditemukan. Ini merupakan Kata Shorei yang diberi nama setelah rahib Cina datang ke Okinawa. Gion juga merupakan nama pura di Jepang dan Cina. Dan Gion dikenal sebagai nama rahib Budha Suci. Nama Kata ini tidak mengalami perubahan. Gion dipelajari di Tomari. Versi lain dari Kata Gion ini juga dipelajari aliran karate Wado-Ryu. Didalam mengambil nama dari rahib Budha Suci, Gion berkonotasi ketenangan, penuh kebanggaan, dan penuh kekuatan dalam mempelajarinya. Kata ini didemonstrasikan oleh Sensei Tanaka dalam buku The Best Karate.
Hal Penting
Ketenangan, gerakan penuh tenaga, dengan semangat bertarung yang hebat. Memiliki 47 gerakan dengan waktu aplikasi 60 detik.
Chinte berarti tangan ajaib. Kata ini merupakan Kata Shorin yang terdiri dari beberapa tehnik Cina yang tidak ditemukan dalam karate Shotokan. Finakoshi mengganti namanya menjadi Shoin, tetapi kemudian kembali lagi kenama yang dahulu. Sangat sulit untuk menguasai pengunaan tenaga yang benar pada kata ini.
Hal penting
Memiliki 33 gerakan.
19. UNSU
Unsu berarti tangan bagaikan awan. Kata ini merupakan Kata Shorin tanpa diketahui asalnya. Tangan dengan arti tehnik tangan menyapu lawan seperti awan terbelah pisau dilangit. Masatoshi Nakayama mengingatkan bahwa Kata Unsu terlihat bagaikan “Burung gagak yang menakutkan mencoba menari “, jika Kata Heian, Kanku-Dai, Empi dan Gion sebelumnya telah dikuasai.
Hal Penting
Lompatan Tinggi dan rendah, tenik menendang, berpura-pura dan menggunakan beberapa bagian tubuh sebagai senjata. Memiliki 48 gerakan.
20. SOCHIN
Sochin berarti perasaan/keadaan tenang ditengah orang (dan nama ini diambil dari posisi utama didalam Kata ini ). Kata Sochin merupakan Kata Shorei, dimodifikasi oleh Yoshitaka Funakoshi ( anak dari Gichin Funakoshi ).
Hal Penting
Lamban, gerakan penuh tenaga dan sikap sochin ( juga disebut sikap fudo-dachi ). Memilki 40 gerakan.
21. NIJUSHIHO
Nijushiho berarti 24 ( dua puluh empat ) langkah ( sekarang memiliki 30 gerakan, tetapi aslinya adalah 24 gerakan kaki ). Makna dari Kata ini adalah sebuah gambaran alami aliran air atau ombak ( kadang gerakannya lamban dengan segala keagungan, kadang kuat dan cepat ). Kata ini merupakan Kata Shorin ( meskipun ada yang mengklaim sebagai Kata Shorei ). Kata ini adalah kata fovorit intruktur Frank Woon-A-Tai. Pada tahun1934 Guru Gichin Funakoshi memerintahkan Masatoshi Nakayama untuk mempelajari Kata ini dari Guru Shito-Ryu, Kenwa Mabuni. Kata ini secara bertahap disesuaikan dengan tehnik Shotokan.
Hal Penting
Penggabungan total dari bermacam kekuatan dan kecepatan ( Masatoshi Nakayama mengingatkan bahwa kata ini dapat menyerupai sebuah “tarian”tanpa kepandaian yang sempurna untuk melakukannya ).
Gojushiho-Dai berarti 54 ( lima puluh empat ) langkah ( sekarang 62 gerakan ). Kata Shorin ini terinspirasi dari seekor burung yang menyerang musuh dengan ketajaman paruhnya. Nama lamanya adalah Useshi. Kata ini asli dari Cina dan dipelajari di Cina hingga abad ke-20. Masatoshi Nakayama juga mempelajari Kata Gojushiho ketika dia belajar Nijushiho dengan Mabuni.
Hal Penting
Dengan segala kelembutan dan tehnik aliran.
Gojushiho-Sho berarti kata terendah di Kata Gojushiho. Kata ini merupakan Kata Shorin yang terinpirasi dari seekor burung yang menyerang musuh dengan ketajaman paruh, sayap dan cakarnya. Kemampuan tehnik tingkat tinggi sangat dibutuhkan untuk memainkan atau mengerti kata ini.
Hal Penting
Satu hal penting dalam Kata ini adalah tehnik tangan pedang. Memiliki 65 gerakan yang mudah dikacaukan dengan gerakan Gojushiho-Dai.
24. MEIKYO
Meikyo berarti cermin membersihkan cermin ( kembali mengasah tehnik karate dengan latihan yang berulang untuk mendapatkan sebuah pengertian yang jernih tentang tehnik dan karakter karate ). Kata Shorei ini memiliki pengusaan tehnik dalam Kata Heian dengan bentuk kata yang lebih lunak dan tenang. Nama asli Kata ini adalah Rohai. Kata ini merupakan Kata favorit Sensei Nakayama. Menurut cerita asli , Kata ini diambil dari sebuah tarian untuk meminta Tuhan memunculkan Dewa Matahari ( Amaterasu ) dari goa dimana dia bersembunyi.
Hal Penting
Memiliki 32 gerakan.
25. WANKAN
Wankan berarti Mahkota Raja. Kata Shorin ini tidak dijelaskan dalam buku The Best Karate. Wankan adalah Kata terpendek dari semua kata aliran shotokan. Kata ini aslinya dipelajari di Tomari, terdiri dari gerakan lembut dan ringan dari apa yang sekarang kita lihat dalam kata aliran shotokan.
Ji’in diciptakan sebagai sebuah penghormatan terhadap kematian dan ketenangan/penuh kekuatan dari Gion. Nama aslinya tidak diketahui dan namanya mungkin diambil dari sumber yang sama dengan Gion. Pembahasan tentang ini belum selesai dalam buku The Best Karate.
Istilah - istilah di dalam karate
Istilah Umum |
Shoto | Nama yang diberikan Gichin Funakoshi, kumpulan cemara |
Kan | Ruang, balai utama |
Karate | Tangan kosong |
Karateka | Orang yang berlatih karate |
Sensei | Guru |
Sempai | Senior |
Kohai | Yunior |
Kyu | Peringkat (dibawah sabuk hitam) |
Dan | Peringkat (sabuk hitam) |
Gi | Seragam |
Obi | Sabuk |
Do | Jalan, cara |
Budo | Jalan peperangan, cara bertarung |
Bushido | Jalan pendekar |
Zanshin | Sikap tenang dan waspada |
Kime | Fokus, konsentrasi |
Osu | Ungkapan terima kasih, menunjukkan rasa hormat |
Kihon | Dasar |
Kumite | Bertanding |
Kata | Bentuk resmi, kembangan |
Dachi | Kuda-kuda |
Tsuki | Pukulan |
Geri | Tendangan |
Uke | Tangkisan |
Waza | Teknik |
Kamae | Posisi badan |
Sen | Inisiatif |
Sundome | Menghentikan teknik tepat kira-kira 3 cm sebelum sasaran. |
Onegai shimasu | “Aku memintamu berlatih denganku” |
.
.
.
Istilah dalam hal perintah :
Perintah |
Narande | Berbaris |
Seiretsu | Berbaris sesuai urutan peringkat sabuk |
Yoi | Siap |
Yasume | Istirahat |
Yame | Berhenti |
Otaigai ni | Berhadapan satu sama lain |
Sensei ni | Menghadap ke guru |
Shomen ni | Menghadap ke depan |
Rei | Membungkuk memberi hormat |
Seiza | Duduk bermeditasi |
Age-te | Tangan diatas (posisi menutupi) |
Mawatte | Berputar |
Hajime | Mulai |
.
.
.
Istilah yang menunjukan arah, sasaran, target :
Arah |
Mae | Depan |
Ushiro | Belakang |
Yoko | Samping |
Tate | Vertikal |
Mawashi | Memutar |
Jodan | Sasaran atas |
Chudan | Sasaran tengah |
Gedan | Sasaran bawah |
Migi | Kanan |
Hidari | Kiri |
Tobi | Lompat |
Gyaku | Kebalikan |
Age | Atas |
Soto | Keluar |
Sokumen | Samping |
Uchi | Kedalam |
Otoshi | Menjatuhkan diri |
.
.
.
Istilah yang menunjukan bagian badan :
Bagian-bagian badan |
Ken | Tinju |
Tate Ken | Tinju vertikal |
Ippo ken | Ujung jari telunjuk |
Kaishu | Tangan terbuka |
Tekubi | Pergelangan |
Teisho | Telapak tangan |
Ude | Lengan depan |
Empi | Siku |
Ashi | Kaki |
Ashikubi | Mata kaki |
Hiza | Lutut |
Ensho | Bagian belakang tumit |
Teisoku | Bagian bawah kaki |
Kakato | Tumit kaki |
Sokuto | Pisau kaki |
Tsumasaki | Ujung jari kaki |
Atama | Kepala |
Wan | Lengan |
Naiwan | Lengan belakang |
Jiku ashi | Poros kaki |
.
.
.
Istilah yang menunjukan warna :
Warna |
Aka | Merah |
Shiro | Putih |
Ao | Biru |
Murasaki | Ungu |
Kuro | Hitam |
Ki | Kuning |
Midori | Hijau |
Cha | Coklat |
.
.
.
Istilah yang menunjukan angka :
Angka |
Ichi | Satu |
Ni | Dua |
San | Tiga |
Shi | Empat |
Go | Lima |
Roku | Enam |
Shichi | Tujuh |
Hachi | Delapan |
Ku | Sembilan |
Ju | Sepuluh |
Niju | Dua puluh |
Niju go | Dua puluh lima |
Hyaku | Seratus |
Ippon | Pertama |
Yon | Keempat |
Gohon | Kelima |
Kumite
Kumite (組手:くみて) secara harfiah berarti "pertemuan tangan".
Kumite dilakukan oleh murid-murid tingkat lanjut (sabuk biru atau lebih). Tetapi sekarang, ada
dojo yang mengajarkan
kumite pada murid tingkat pemula (sabuk kuning). Sebelum melakukan
kumite bebas (
jiyu Kumite) praktisi mempelajari
kumite yang diatur (
go hon kumite) atau (
yakusoku kumite). Untuk kumite aliran olahraga, lebih dikenal dengan
Kumite Shiai atau
Kumite Pertandingan.
Untuk aliran
Shotokan di Jepang,
kumite hanya dilakukan oleh siswa yang sudah mencapai tingkat
dan (sabuk hitam). Praktisi diharuskan untuk dapat menjaga pukulannya supaya tidak mencederai kawan bertanding.
Untuk aliran "kontak langsung" seperti
Kyokushin, praktisi Karate sudah dibiasakan untuk melakukan
kumite sejak sabuk biru strip. Praktisi
Kyokushin diperkenankan untuk melancarkan tendangan dan pukulan sekuat tenaganya ke arah lawan bertanding.
Untuk aliran kombinasi seperti
Wado-ryu, yang tekniknya terdiri atas kombinasi Karate dan
Jujutsu, maka
Kumite dibagi menjadi dua macam, yaitu
Kumite untuk persiapan
Shiai, yang dilatih hanya teknik-teknik yang diperbolehkan dalam pertandingan, dan
Goshinjutsu Kumite atau Kumite untuk beladiri, semua teknik dipergunakan, termasuk jurus-jurus Jujutsu seperti bantingan, kuncian, dan menyerang titik vital.
Pertandingan Karate
Pertandingan karate dibagi atas dua jenis yaitu :
- Kumite (perkelahian) putera dan puteri
- Kata (jurus) putera dan puteri
Kumite
Kumite dibagi atas kumite perorangan dengan pembagian kelas berdasarkan berat badan dan kumite beregu tanpa pembagian kelas berat badan (khusus untuk putera). Sistem pertandingan yang dipakai adalah
reperchance (WUKO) atau babak kesempatan kembali kepada atlet yang pernah dikalahkan oleh sang juara. Pertandingan dilakukan dalam satu babak (2-3 menit bersih) dan 1 babak perpanjangan kalau terjadi seri, kecuali dalam pertandingan beregu tidak ada waktu perpanjangan. Dan jika masih pada babak perpanjangan masih mengalami nilai seri, maka akan diadakan pemilihan karateka yang paling ofensif dan agresif sebagai pemenang.
Kata
Pada pertandingan kata yang diperagakan adalah keindahan gerak dari jurus, baik untuk putera maupun puteri. Sesuai dengan
Kata pilihan atau
Kata wajib dalam peraturan pertandingan.
Para peserta harus memperagakan
Kata wajib. Bila lulus, peserta akan mengikuti babak selanjutnya dan dapat memperagakan
Kata pilihan.
Pertandingan dibagi menjadi dua jenis:
Kata perorangan dan
Kata beregu.
Kata beregu dilakukan oleh 3 orang. Setelah melakukan peragaan
Kata , para peserta diharuskan memperagakan aplikasi dari
Kata (
bunkai).
Kata beregu dinilai lebih prestisius karena lebih indah dan lebih susah untuk dilatih.
Menurut standar JKF dan WKF, yang diakui sebagai
Kata Wajib adalah hanya 8
Kata yang berasal dari perguruan 4 Besar JKF, yaitu Shotokan, Wado-ryu, Goju-ryu and Shito-ryu, dengan perincian sebagai berikut:
- Shotokan : Kankudai dan Jion.
- Wado-ryu : Seishan dan Chinto.
- Goju-ryu : Saifa dan Seipai.
- Shito-ryu: Seienchin dan Bassaidai.
Karateka dari aliran selain 4 besar tidak dilarang untuk ikut pertandingan Kata JKF dan WKF, hanya saja mereka harus memainkan
Kata sebagaimana dimainkan oleh perguruan 4 besar di atas.
Luas lapangan
- Lantai seluas 8 x 8 meter, beralas papan atau matras di atas panggung dengan ketinggian 1 meter dan ditambah daerah pengaman berukuran 2 meter pada tiap sisi.
- Arena pertandingan harus rata dan terhindar dari kemungkinan menimbulkan bahaya.
Pada Kumite Shiai yang biasa digunakan oleh FORKI yang mengacu peraturan dari WKF, idealnya adalah menggunakan matras dengan lebar 10 x 10 meter. Matras tersebut dibagi kedalam tiga warna yaitu putih, merah dan biru. Matras yang paling luar adalah batas
jogai dimana karate-ka yang sedang bertanding tidak boleh menyentuh batas tersebut atau akan dikenakan pelanggaran. Batas yang kedua lebih dalam dari batas jogai adalah batas peringatan, sehingga karate-ka yang sedang bertanding dapat memprediksi ruang arena dia bertanding. Sisa ruang lingkup matras yang paling dalam dan paling banyak dengan warna putih adalah arena bertanding efektif.
Peralatan dalam pertandingan karate
Peralatan yang diperlukan dalam pertandingan karate
- Pakaian karate (karategi) untuk kontestan
- Pelindung tangan
- Pelindung tulang kering
- Ikat pinggang (Obi) untuk kedua kontestan berwarna merah/aka dan biru/ao
- Alat-alat lain yang diperbolehkan tapi bukan menjadi keharusan adalah:
- Pelindung gusi (di beberapa pertandingan menjadi keharusan)
- Pelindung tubuh untuk kontestan putri
- Pelindung selangkangan untuk kontestan putera
- Peluit untuk arbitrator/alat tulis
- Seragam wasit/juri
- Baju putih
- Celana abu-abu
- Dasi merah
- Sepatu karet hitam tanpa sol
- Papan nilai
- Administrasi pertandingan
- Lampu merah, hijau, kuning sebagai tanda waktu pertandingan dengan pencatat waktu (stop watch).
Tambahan: Khusus untuk Kyokushin, pelindung yang dipakai hanyalah pelindugn selangkangan untuk kontestan putra. Sedangkan pelindung yang lain tidak diperkenankan.
Aliran Karate
Seperti telah disinggung diatas, ada banyak aliran Karate di Jepang, dan sebagian dari aliran-aliran tersebut sudah masuk ke Indonesia.
Adapun ciri khas dan latar belakang dari berbagai aliran Karate yang termasuk dalam "4 besar
JKF" adalah sebagai berikut:
Shotokan
Shoto adalah nama pena Gichin Funakoshi,
Kan dapat diartikan sebagai gedung/bangunan - sehingga
shotokan dapat diterjemahkan sebagai Perguruan Funakoshi. Gichin Funakoshi merupakan pelopor yang membawa ilmu karate dari Okinawa ke Jepang. Aliran
Shotokan merupakan akumulasi dan standardisasi dari berbagai perguruan karate di Okinawa yang pernah dipelajari oleh Funakoshi. Berpegang pada konsep
Ichigeki Hissatsu, yaitu satu gerakan dapat membunuh lawan. Shotokan menggunakan kuda-kuda yang rendah serta pukulan dan tangkisan yang keras. Gerakan Shotokan cenderung linear/frontal, sehingga praktisi Shotokan berani langsung beradu pukulan dan tangkisan dengan lawan.
Goju-ryu
Goju memiliki arti keras-lembut. Aliran ini memadukan teknik keras dan teknik lembut, dan merupakan salah satu perguruan karate tradisional di Okinawa yang memiliki sejarah yang panjang. Dengan meningkatnya popularitas Karate di Jepang (setelah masuknya
Shotokan ke Jepang), aliran Goju ini dibawa ke Jepang oleh Chojun Miyagi. Miyagi memperbarui banyak teknik-teknik aliran ini menjadi aliran Goju-ryu yang sekarang, sehingga banyak orang yang menganggap Chojun Miyagi sebagai pendiri Goju-ryu. Berpegang pada konsep bahwa "dalam pertarungan yang sesungguhnya, kita harus bisa menerima dan membalas pukulan". Sehinga Goju-ryu menekankan pada latihan SANCHIN atau pernapasan dasar, agar para praktisinya dapat memberikan pukulan yang dahsyat dan menerima pukulan dari lawan tanpa terluka. Goju-ryu menggunakan tangkisan yang bersifat circular serta senang melakukan pertarungan jarak rapat.
Shito-ryu
Aliran Shito-ryu terkenal dengan keahlian bermain KATA, terbukti dari banyaknya KATA yang diajarkan di aliran Shito-ryu, yaitu ada 30 sampai 40 KATA, lebih banyak dari aliran lain. Namun yang tercatat di soke/di Jepang ada 111 kata beserta bunkainya. Sebagai perbandingan, Shotokan memiliki 25, Wado memiliki 17, Goju memiliki 12 KATA. Dalam pertarungan, ahli Karate Shito-ryu dapat menyesuaikan diri dengan kondisi, mereka bisa bertarung seperti Shotokan secara frontal, maupun dengan jarak rapat seperti Goju.
Wado-ryu
Wado-ryu adalah aliran Karate yang unik karena berakar pada seni beladiri Shindo Yoshin-ryu
Jujutsu, sebuah aliran beladiri Jepang yang memiliki teknik kuncian persendian dan lemparan. Sehingga Wado-ryu selain mengajarkan teknik Karate juga mengajarkan teknik kuncian persendian dan lemparan/bantingan Jujutsu. DIdalam pertarungan, ahli Wado-ryu menggunakan prinsip Jujutsu yaitu tidak mau mengadu tenaga secara frontal, lebih banyak menggunakan tangkisan yang bersifat mengalir (bukan tangkisan keras), dan kadang-kadang menggunakan teknik Jujutsu seperti bantingan dan sapuan kaki untuk menjatuhkan lawan. Akan tetapi, dalam pertandingan FORKI dan JKF, para praktisi Wado-ryu juga mampu menyesuaikan diri dengan peraturan yang ada dan bertanding tanpa menggunakan jurus-jurus Jujutsu tersebut.